Sirkulasi pasar ponsel di Indonesia saat ini masih labil, terutama untuk segmen ponsel merek lokal. Kesan ini nampak pada beberapa sentra ponsel di kota besar tanah air. Salah satunya WTC Surabaya, yang menjadi rujukan bagi para pemburu perangkat seluler di wilayar timur pulau Jawa.
Menurut Albert Kasran, pengamat bisnis ponsel WTC Surabaya, saat ini kondisi perdagangan ponsel WTC tak seramai ketika masa keemasan ponsel merek lokal atau ponsel China. Buktinya, penjualan ponsel merek lokal terus mengalami penurunan, bahkan hingga mencapai 30%. Beda halnya dengan merek branded. Ponsel-ponsel ini mengalami lonjakan penjualan, terlebih ketika mulai menjamurnya ponsel pintar ber-OS Android.
Selain itu, pasar smartphone BlackBerry yang sebelumnya juga ikut mengalami penurunan, kini beranjak naik. Masih menurut Albert Kasran, minat konsumen membeli BlackBerry di WTC Surabaya meningkat sejak tren BlackBerry CDMA mulai diminati. Bahkan, layanan inject BlackBerry CDMA pun terdeteksi makin melonjak.
Imbas dari tren ini, penjualan BlackBerry second pun muali merangkak naik. Banderolan harganya pun kian melambung. Albert juga menegaskan, konsumen harus cermat dalam memilih BlackBerry yang ditawarkan pedagang ponsel. Pasalnya, kemungkinan besar ‘kecolongan’ barang-barang rekondisi yang dijual baru oleh pedagang ‘usil’ menjadi sangat besar.
” Perlu diwaspadai bagi pengunjung WTC, membeli ponsel sama seperti membeli mobil. Kalau tak jeli maka konsumen akan dirugikan akibat ponsel recon. Jika perlu perhatikan “life time” pada ponsel yang akan dibeli untuk terhindar dari ponsel recon”, imbuh Albert. (AE/thePONSEL)