thePONSEL.com – Bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-5, perusahaan penyedia ekosistem smart city terlengkap di Indonesia, Qlue, mencatatkan pertumbuhan bisnis Qlue sebesar 70% dibandingkan tahun sebelumnya.
Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan, situasi bisnis pada 2020 lalu penuh dengan dinamika akibat pandemi COVID-19. Dengan kondisi tersebut, digitalisasi dan pemanfaatan solusi smart city di Indonesia semakin krusial dalam keberlangsungan usaha. Integrasi solusi smart city dengan kebutuhan di masa pandemi bisa membantu berputarnya roda perekonomian agar tetap berjalan dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Hal itu juga sejalan dengan tren usaha saat ini juga berkembang ke arah bisnis yang secara operasional minim sentuhan dan tatap muka langsung sehingga layanan yang disediakan oleh Qlue bisa menghadirkan dimensi baru bagi dunia usaha.
Kemampuan Qlue dalam membaca kecenderungan pasar itu juga menjadi pondasi utama dalam inovasi dan pengembangan solusi berkelanjutan oleh Qlue.
“Kami menyadari bahwa dalam situasi yang penuh tantangan di masa pandemi ini, kami harus bergerak untuk membantu pemerintah dalam memerangi COVID-19 dengan solusi-solusi terdepan. Hal ini yang mendorong kami untuk berinovasi dan semakin bekerja keras untuk memberikan dampak positif yang besar kepada Indonesia — namun secara bersamaan kami berhasil memberikan pertumbuhan signifikan sebesar 70% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini akan kami jadikan modal utama untuk terus menyongsong masa depan yang lebih cerah untuk Indonesia” ujar Rama.
Menurut Co-founder dan CTO Qlue Andre Hutagalung, pengembangan solusi baru untuk menghadapi pandemi mutlak untuk dilakukan karena berdampak besar kepada situasi sosial dan ekonomi di Indonesia maupun global.
Salah satu realisasinya adalah dengan menghadirkan QlueThermal, suatu inovasi untuk mendukung penerapan protokol kesehatan di masa pandemik.
Solusi yang dikembangkan selain mendeteksi suhu tubuh dan masker secara otomatis dengan akurasi lebih dari 95%, juga terus dikembangkan melalui terintegrasi dengan QlueDashboard maupun aplikasi pihak ketiga yg dimiliki oleh klien.
“Awal 2020 lalu meskipun Qlue memiliki sejumlah rencana pengembangan teknologi, namun dengan terjadi pandemi, Qlue berinisiatif dengan mengembangkan solusi baru sebagai prioritas untuk 2 menghadapi pandemi. Salah satunya dari aplikasi pelaporan warga QlueApp, Qlue membuat 6 kategori laporan baru terkait COVID-19 dan menjadi mitra strategis Pilkada Watch. Dari lini produk IoT (Internet of Things) kami mengembangkan QlueThermal untuk mendeteksi suhu tubuh dan penggunaan masker secara otomatis yang juga dilengkapi dengan fitur absensi. Pengembangan berikutnya juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar sehingga dapat digunakan untuk sistem absensi, akses kontrol, dan integrasi dengan RFID,” kata Andre.
Setelah sukses menghadirkan solusi pendukung penerapan protokol kesehatan di era new normal, Qlue tetap melanjutkan pengembangkan solusi pendukung smartcity lainnya..
“Tahun ini juga kami coba untuk fokus pada pengembangan solusi lain yang sudah kami rencanakan dalam Roadmap, termasuk Smart Environment yang difokuskan untuk memperbaiki kualitas udara dan Smart Traffic Management untuk meningkatkan mobilitas di perkotaan. Selain itu, kami juga sedang mengembangkan sebuah platform untuk mempermudah penggunaan solusi AI (artificial intelligence) Qlue agar bisa dijangkau pelaku bisnis skala kecil hingga besar sesuai kebutuhan masing-masing,” tambah Andre.
President Qlue Maya Arvini mengatakan, ragam solusi yang dihadirkan Qlue selama 2020 mendapat apresiasi positif oleh pasar.
Dalam aspek komersial, solusi smart city yang diberikan Qlue bisa mendorong performa bisnis sehingga mampu mencatatkan hasil sangat signifikan yang kemudian turut mempengaruhi pertumbuhan bisnis perusahaan secara keseluruhan.
“Situasi pandemi tentu mempengaruhi semua lini bisnis perusahaan, termasuk sisi operasional dan komersial. Namun dengan berbagai penyesuaian, kami tetap sukses melakukan implementasi solusi smart city yang tersebar di 58 kota di Indonesia. Qlue mencatatkan eksistensi dengan memiliki klien lebih dari 133 sampai dengan saat ini,” ujar Maya.
Sektor usaha yang memanfaatkan solusi Qlue di masa pandemik juga cukup bervariasi antara lain property, rumah sakit, retail perbankan, perhotelan, industri hiburan sampai ke instansi pemerintah level pusat dan daerah.
Seiring dengan penambahan jumlah strategic partner sehingga solusi semakin mudah dijangkau oleh para pelaku usaha. Kesuksesan penetrasi pasar ini juga merupakan hasil kolaborasi yang dilakukan Qlue strategic partner yang sepanjang tahun 2020 meningkat 20%.
“Pemanfaatan solusi Qlue saat ini masih didominasi oleh klien sektor publik seperti BUMN dan pemerintah daerah sebesar 70% dan 30% dari sektor swasta. Pengembangan teknologi Qlue saat ini dengan teknologi komputasi awan, tujuannya untuk menjangkau dan mengembangkan sektor swasta sebagai bagian dari strategi ekspansi Qlue ke depan,” tambah Maya.
Melanjutkan kesuksesan di usia kelima, Rama optimis Qlue akan mampu mempertahankan pertumbuhan bisnis yang signifikan di masa mendatang.
Strategi ekspansi keluar negeri juga diterapkan dimana Qlue akan fokus menggarap pasar Malaysia, Jepang, dan Singapura.
“Potensi pasar smart city secara global pada tahun 2025 diprediksi bisa mencapai USD 820 Miliar dengan prediksi pertumbuhan 14,8% per tahun, sedangkan potensi pasar masih sangat besar. Qlue tentunya akan merespon peluang tersebut dengan melakukan implementasi solusi smart city di negara maju seperti Jepang. Ini membuktikan teknologi buatan Indonesia mampu bersaing di level internasional. Kami berharap Qlue bisa menginspirasi startup lokal untuk menjadi pemain global demi membawa Indonesia ke panggung dunia,” tutup Rama.