thePONSEL.com – Keamanan siber telah menjadi salah satu faktor yang harus diantisipasi oleh semua kalangan di era Internet of Things yang serba terhubung dan memiliki konektivitas tanpa kenal batas-batas negara.
Keamanan siber menjadi makin penting untuk dipahami di tengah makin cepatnya transformasi digital di semua sektor dan makin gencarnya produktivitas masyarakat berbasis koneksi internet yang meningkat pesat akibat pandemi COVID-19.
Inilah alasan utama Huawei Indonesia dan Institut Teknologi Del (IT Del) Sumatera Utara menggelar Virtual TechDay 2021 bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Acara yang mengangkat tema “Memahami Modus Kejahatan Rekayasa Sosial pada Platform Digital dan Upaya Pencegahannya” pun dilanjutkan dengan workshop bertema “AI dan Big Data Teknologi untuk Penerapan Strategi Nasional Ekonomi Digital” serta “Seni Muslihat Siber.”
Lebih dari 2.000 pelajar SMA dan mahasiswa mengikuti gelaran yang menghadirkan pembicara dari sejumlah pakar keamanan siber, Huawei Indonesia serta dosen perguruan tinggi.
Konsistensi dan keseriusan dukungan Huawei dalam turut mengembangkan kompetensi SDM digital masa depan Indonesia mendapatkan sambutan positif dari Rektor IT Del, Prof. Ir. Togar M. Simatupang M. Tech., Ph.D.
“Peran Huawei sebagai pakar di bidang TIK dalam melakukan alih pengetahuan dan teknologi sangat bermanfaat bagi kami dalam memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman tentang perkembangan teknologi mutakhir beserta tantangan dan peluang masa depan yang harus kami antisipasi dari sekarang. Kolaborasi ini juga bermanfaat bagi dunia pendidikan seperti IT Del dalam melahirkan talenta-talenta digital potensial yang mampu memenuhi kebutuhan industri. Apresiasi yang tinggi kami sampaikan untuk Huawei Indonesia,” ungkap Togar M. Simatupang.
Hokky Situngkir, Tenaga Ahli Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengatakan,”Webinar yang digagas Huawei dan IT Del ini saya percaya akan semakin relevan di masa-masa mendatang terutama manakala kita semua bergerak menuju ke digital. Banyak hal terkoneksi satu sama lain,” ungkap Hokky.
Hokky juga mengungkapkan bahwa masifnya penggunaan teknologi di matra sosial melalui upaya tindak kejahatan rekayasa sosial pada platform-platform digital juga perlu diantisipasi.
Oleh karena itu, agar masyarakat memahami upaya pencegahannya sehingga tetap dapat melakukan produktivitasnya dengan efisien dan aman, diperlukan dukungan edukasi yang intensif dari berbagai pihak.
“Untuk itu, kami memberikan apresiasi yang tinggi atas komitmen dan konsistensi Huawei Indonesia dalam mendukung BSSN meningkatkan literasi keamanan siber di kalangan akademik, serta mengembangkan kompetensi dan pengetahuan talenta masa depan Indonesia di bidang keamanan siber seperti yang hari ini dilakukan bersama IT Del,” ujarnya.
Sementara itu, Ken Qi, Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia menggunakan analogi mengenai internet dan dunia digital sebagai dua sisi mata uang. Di satu sisi, digitalisasi mendatangkan kenyamanan, sebagaimana terjadi saat pandemi. Tetapi di sisi lain banyak ancaman siber yang bermunculan.
“Huawei TechDay 2021 yang kami gelar bersama IT Del menjadi bagian dari tekad yang kami cetuskan tahun lalu di mana kami bertekad untuk mengembangkan kompetensi 100 ribu sumber daya manusia (SDM) Indonesia di bidang teknologi digital dalam kurun waktu 5 tahun. Misinya adalah turut membantu Indonesia yang pada tahun 2025 membutuhkan sedikitnya 9 juta SDM mumpuni di bidang teknologi digital yang akan berperan penting sebagai akselerator terwujudnya visi bangsa menjadi kekuatan ekonomi digital terkemuka di dunia pada 2045,” ujar Ken.
Untuk mewujudkan tekadnya tersebut, Huawei akan terus membangun sinergi multiple helix dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, dunia pendidikan, industri dan komunitas.
Huawei juga telah membangun Huawei ASEAN Academy Engineering Institute di Indonesia yang merupakan Huawei Academy dengan fasilitas terlengkap dan tercanggih di Asia Pasifik.
Huawei ASEAN Academy Engineering Institute yang terdiri dari Business College, Technical College dan Engineering College didukung lebih dari 100 trainer, lebih dari 3000 kursus atau pelatihan, lebih dari 100 mirroring environment, serta dilengkapi dengan laboratorium-laboratorium, ruang-ruang kelas, pusat pelatihan, hingga fasilitas untuk mempelajari instalasi hardware dan pekerjaan-pekerjaan di lapangan.