thePONSEL.com – Dalam merencanakan keuangan, dana darurat menjadi elemen krusial bagi setiap individu.
Dana darurat, yang disiapkan untuk mengatasi keadaan darurat seperti bencana alam, sakit, atau PHK, bertujuan untuk meminimalisir risiko berhutang.
Mulailah persiapkan dana darurat sejak dini, karena risiko keadaan darurat dapat menimpa siapa saja kapan saja.
Dana darurat sebaiknya hanya digunakan dalam situasi darurat, bukan untuk melunasi hutang konsumtif seperti cicilan mobil atau tiket konser.
Menurut Yohana Angeline dari Qoala, besaran dana darurat idealnya mencakup 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan.
Berikut panduan Qoala untuk mengumpulkan dana darurat:
1. Evaluasi Keuangan
Pahami arus kas dengan mengevaluasi pendapatan dan pengeluaran bulanan.
Ini membantu menentukan persentase dana yang dapat dialokasikan untuk dana darurat.
Misalnya, jika pengeluaran bulanan mencapai Rp3 juta, alokasikan dana darurat sekitar Rp9 juta hingga Rp18 juta.
2. Tentukan Target Waktu
Tentukan waktu untuk menabung secara bertahap dan konsisten.
Mulailah dengan jumlah kecil dan tingkatkan persentase secara konsisten hingga mencapai target.
Ini berlaku khususnya jika belum memiliki tabungan dana darurat.
3. Buat Rekening Terpisah
Simpan dana darurat dalam rekening terpisah, tidak tergabung dengan pengeluaran rutin.
Buat rekening yang mudah diakses melalui layanan mobile banking untuk memastikan kontrol yang baik terhadap dana darurat.
4. Lengkapi dengan Asuransi
Melengkapi persiapan dana darurat dengan asuransi yang sesuai kebutuhan.
Qoala, perusahaan insurtech, menawarkan berbagai produk asuransi melalui aplikasi mereka.
Pastikan premi asuransi tidak menjadi beban finansial di masa depan.
Qoala, bekerja sama dengan PT Mitra Jasa Pratama dan perusahaan asuransi terkemuka, menyediakan layanan pengajuan polis digital.
Mereka juga memiliki insurance advisor untuk membantu pelanggan memilih asuransi sesuai kebutuhan, sementara proses klaim dapat dilakukan melalui aplikasi untuk kenyamanan pelanggan.