thePONSEL.com – Untuk membantu para bidan dalam memaksimalkan peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, Halodoc meluncurkan aplikasi Bidanku.
Aplikasi Bidanku juga merupakan bentuk dukungan Halodoc pada program Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024, yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.
Jonathan Sudharta, CEO & Co-Founder Halodoc, mengatakan “Di tengah populasi penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa, akses layanan kesehatan masih menjadi tantangan bagi masyarakat di berbagai wilayah. Peranan bidan dalam bantu jaga kesehatan Ibu dan Anak juga menjadi sangat penting di tengah kondisi penyebaran jumlah dokter dan fasilitas kesehatan yang belum merata di Indonesia.”
Fitur Utama Aplikasi Bidanku
Sebagai bentuk dukungan terhadap para tenaga bidan, aplikasi ini memiliki tiga fitur utama, yang daapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak.
- Pengingat pasien otomatis & ringkasan kesehatan
Fitur ini untuk meningkatkan dan memantau kunjungan kembali pasien, sehingga mengurangi kemungkinan kehamilan berisiko tinggi yang tidak diketahui.
Termasuk juga memantau keberlanjutan kontrasepsi sebagai bagian dari program Keluarga Berencana (KB), serta mengetahui keberlanjutan imunisasi;
- Manajemen pasien
Untuk mempermudah administrasi bidan dalam satu klik. Fitur ini mendigitalisasi perawatan kesehatan keluarga dari kehamilan hingga imunisasi;
- In-app education library
Untuk membantu bidan dalam melakukan edukasi pasien dengan cara yang lebih interaktif.
Fitur ini dikembangkan berdasarkan fakta bahwa bidan memiliki peran penting dalam mengedukasi pasien. Sehingga, materi edukasi yang interaktif akan membantu pasien memahaminya lebih baik.
Farzikha Indrabhaskara Soerono, Chief of Product Officer Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI, mengatakan “Melalui platform digital ini, diharapkan akan memperluas jangkauan secara cepat dan di tengah pandemi, platform digital terbukti menjadi katalisator percepatan layanan kesehatan di Indonesia. Namun, transformasi digital tidak berhenti disini. Mimpi besar kita semua adalah kedepannya masyarakat bisa punya akses ke personal health record, bahkan sebelum ibu hamil, sehingga mereka lebih paham dengan risiko, menentukan tindakan preventif, harapannya, bayi bisa lahir dengan baik dan progres kesehatannya bisa terus dipantau.”
Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes., Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) juga turut mengungkapkan pentingnya implementasi teknologi kesehatan dalam mendukung kualitas bidan guna mewujudkan Indonesia Sehat 2045.
“Bidan menjadi profesi yang unik dan spesifik dalam membangun generasi yang berkualitas karena bidan bisa fokus pada kesehatan reproduksi perempuan, perencanaan keluarga, hingga kesehatan bayi dan balita. Bidan menjadi tenaga kesehatan yang strategis karena berada di tengah masyarakat dan mereka menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, apalagi sebagian besar bidan di Indonesia berada di daerah terpencil. Sehingga, peran bidan menjadi sangat penting. Saya menyambut baik adanya platform digital yang mempermudah tugas bidan dalam menjangkau sasaran. Di Indonesia sendiri, tercatat ada 5,5 juta ibu hamil dan 80% diantaranya dipantau oleh bidan. Platform digital akan mempermudah tugas bidan, memberikan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi kesehatan secara realtime.”
Sementara itu, bidan juga dinilai memiliki peran penting dalam membantu fokus pemerintah mengentaskan stunting di Indonesia. Data Litbang Kemenkes menyebut Indonesia masih memiliki prevalensi stunting pada anak sebesar 30%.
dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K), Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, mengatakan, “Di Indonesia, ada sekitar 74.000 desa, sehingga bidan memiliki kekuatan yang luar biasa. Bidan menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan karena jumlahnya besar, mereka memiliki izin untuk antenatal care, edukasi terkait KB, memantau kondisi sampai ibu hingga melahirkan. Hanya bidan yang bisa mengambil peran itu karena mereka sangat dekat dengan masyarakat, bahkan dokter sekalipun masih sangat terbatas untuk bisa menjangkau masyarakat di daerah. Sistem layanan kesehatan daerah perlu dibangun dengan lebih kuat, terutama dengan peran teknologi. Sehingga, apabila ada stressor seperti pandemi, pelayanan kesehatan di daerah akan lebih mampu merespon. Saya juga sangat mendukung serta mengucapkan selamat atas peluncuran aplikasi Bidanku untuk bidan bangsa, bidan kita semua.”
Kedepannya, keberadaan telehealth diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Aplikasi Bidanku ini akan semakin memperkuat ekosistem teknologi Halodoc yang sudah ada saat ini yaitu untuk menyederhanakan akses kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.