thePONSEL.com – Grup Modalku mengumumkan pembelian kembali Employee Stock Option Plan atau Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan (ESOP) bagi karyawan perusahaan serta mantan karyawan senilai USD 16 juta (sekitar Rp 229,3 miliar).
Pembelian kembali ESOP menandai keempat kalinya kebijakan ini dilakukan oleh Grup Modalku. Kebijakan ESOP dirancang untuk menciptakan inklusivitas dan kesetaraan.
Sebelumnya, para karyawan dan mantan karyawan perusahaan telah menguangkan saham ESOP senilai USD 3,5 juta (sekitar Rp 50,1 miliar).
Di bawah skema pembelian kembali, seluruh karyawan saat ini dan mantan karyawan yang memenuhi syarat, memiliki hak untuk menjual saham mereka tanpa potongan pada harga saham Seri C+ kepada investor yang masuk, dibandingkan dengan potongan 20% di industri pada umumnya.
Karyawan juga dapat memilih untuk mempertahankan ESOP mereka atau mengubah ESOP pribadi menjadi saham dan secara efektif menjadi pemegang saham.
Reynold Wijaya, selaku Co-Founder Funding Societies dan CEO Modalku Indonesia, berkata, “Kami memutuskan untuk melakukan pembelian kembali tanpa diskon dibandingkan dengan diskon 20% pada umumnya, setara dengan belasan miliar rupiah dalam pembayaran tunai, sebagai wujud apresiasi kami kepada tim. Saya juga sangat senang ketika mendengar beberapa anggota tim berbagi cerita terkait rumah pertama yang mereka miliki dari keuntungan ESOP mereka.”
Jika dilihat dari total karyawan, terdapat banyak karyawan yang telah memenuhi syarat untuk mengikuti kebijakan ESOP, termasuk karyawan baru.
Perusahaan menawarkan 50% dari total gaji tahunan dalam pembagian ESOP bagi karyawan baru yang memenuhi syarat, nilai yang juga lebih tinggi dari standar industri.
Grup Modalku juga menekankan penerapan kebijakan ESOP perusahaan bagi karyawan yang loyal. Karyawan yang memenuhi syarat akan mendapatkan ESOP setiap 2 tahun masa kerja di perusahaan.
Lebih dari 120 karyawan saat ini dan mantan karyawan sejak berdirinya Grup Modalku telah menerima hadiah uang tunai dari pembelian kembali saham ini.
Reynold menambahkan, “Bahkan sebelum putaran Seri C+ kami, saya dengan bangga dapat menyampaikan bahwa selama tahun 2021, Grup Modalku mencatat tingkat pengurangan karyawan terendah serta tingkat kebahagiaan/kepuasan karyawan tertinggi sejak perusahaan didirikan. Terlepas dari dampak COVID-19, kami telah mengambil langkah-langkah nyata yang diterapkan untuk mengapresiasi tim kami melalui berbagai inisiatif termasuk komunikasi internal, pembelajaran dan pengembangan karyawan, serta ESOP. Selanjutnya, target kami adalah meningkatkan kenyamanan lingkungan kerja bagi karyawan yang juga berperan sebagai orang tua. Beberapa langkah yang telah kami ambil adalah menyediakan tunjangan keluarga yang lebih baik dan membuka kesempatan untuk posisi paruh waktu dengan jam kerja yang lebih fleksibel.”
Pengumuman ini disampaikan Grup Modalku setelah Ronde Pendanaan Seri C+ yang diterima perusahaan senilai USD 144 juta (sekitar Rp 2,06 triliun) yang dipimpin oleh SoftBank Vision Fund 2 dan investor-investor lain seperti VNG Corporation, Rapyd Ventures, EDBI (investor global yang berbasis di Asia), Indies Capital, K3 Ventures, dan Ascend Vietnam Ventures.
Grup Modalku juga menerima fasilitas dana pinjaman sebesar USD 150 juta (sekitar Rp 2,15 triliun) dari pendana institusi di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia.
Sebagian besar dari dana yang telah terkumpul ini akan digunakan untuk meningkatkan layanan usaha bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan Asia Tenggara.
Total pendanaan yang didapat adalah sebesar USD 294 juta (sekitar Rp 4,21 triliun) .
Grup Modalku didirikan pada tahun 2015 oleh Kelvin Teo dan Reynold Wijaya dari Harvard Business School untuk memberdayakan UMKM di Asia Tenggara.
Grup Modalku berupaya untuk memecahkan tantangan-tantangan utama UMKM yang menghambat pertumbuhan mereka, dimulai dari adanya kesenjangan finansial sebesar USD 300 miliar (sekitar Rp 4,6 kuadriliun) di kawasan ini.
Di Indonesia sendiri, Modalku menawarkan pinjaman hingga Rp 2 miliar sebagai solusi bagi para UMKM terhadap tantangan terkait akses modal untuk bisnis.