thePONSEL.com – Untuk membantu para pengusaha menghadapi tantangan ancaman siber, AC Ventures bekerja sama dengan PwC Indonesia meluncurkan Cybersecurity Playbook for Startups (Panduan Keamanan Siber untuk Startup).
Panduan ini dirancang khusus untuk mendukung startup dan bisnis yang sedang berkembang memperkuat strategi pertahanan mereka di tengah meningkatnya ancaman siber.
Meningkatnya Kerugian Akibat Pelanggaran Siber
Keamanan siber semakin menjadi perhatian utama di kalangan eksekutif.
Data terbaru dari PwC menunjukkan bahwa pada tahun 2024, rata-rata biaya akibat pelanggaran data diperkirakan mencapai US$ 1 juta per insiden.
Sebanyak 36% perusahaan bahkan melaporkan kerugian lebih dari US$ 1 juta, meningkat signifikan dibandingkan 27% pada 2023.
Lima ancaman siber utama yang menjadi perhatian adalah:
- Ancaman berbasis cloud
- Hack-and-leak
- Pelanggaran oleh pihak ketiga
- Serangan pada produk terkoneksi
- Ransomware
Teknologi terbaru seperti generative AI (GenAI), cloud canggih, dan komputasi kuantum semakin memperluas celah keamanan.
Sebanyak 42% eksekutif kini menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi ancaman dari teknologi-teknologi ini.
Isi Panduan Keamanan Siber
Panduan ini memberikan wawasan dan langkah-langkah praktis yang dapat langsung diterapkan oleh founder startup dan tim manajemen, meliputi:
- Pemahaman mendalam mengenai ancaman siber yang umum
- Prinsip dasar keamanan siber
- Strategi keamanan yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
- Perencanaan respons insiden yang efektif
- Kepatuhan terhadap regulasi serta perlindungan data
Prinsip CIA (Confidentiality, Integrity, and Availability) juga ditekankan dalam panduan ini untuk membantu perusahaan menjaga aset informasi secara komprehensif.
Selain itu, panduan ini mengulas penggunaan teknologi GenAI untuk meningkatkan deteksi ancaman, analisis intelijen, serta pengendalian adaptif dalam menghadapi serangan siber.
Komitmen AC Ventures dan PwC Indonesia
Subianto, Chief Digital and Technology Officer PwC Indonesia, menegaskan pentingnya integrasi ketahanan siber ke dalam strategi utama perusahaan.
Menurutnya, di Indonesia, hanya 27% organisasi yang secara rutin mengantisipasi risiko siber masa depan, dan hanya 15% yang mengalokasikan anggaran siber mereka untuk mengatasi risiko utama perusahaan.
Pandu Sjahrir, Founding Partner AC Ventures, menambahkan, “Panduan ini memberikan pengetahuan yang esensial agar startup tidak hanya mampu bertahan dari serangan siber, tetapi juga membangun fondasi keamanan yang kuat untuk pertumbuhan di masa depan.”
Mengapa Panduan Ini Penting?
Panduan keamanan siber ini hadir sebagai solusi untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan di ekosistem startup.
Dengan pembaruan rutin, panduan ini tetap relevan di tengah dinamika ancaman siber dan perkembangan teknologi.
Dengan sumber daya ini, AC Ventures dan PwC Indonesia menunjukkan komitmen mereka untuk mendukung perusahaan rintisan dalam melindungi aset digital, mematuhi regulasi, dan membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan di tengah lanskap digital yang semakin kompleks.